Archive by Author

CEREBRAL PALSY

13 Jun

Cerebral Palsy adalah kondisi neurologis yang terjadi permanen tapi tidak mempengaruhi kerusakan perkembangan saraf karena itu bersifat non progresif pada lesi satu atau banyak lokasi pada otak yang immatur (Campbell SK et al, 2001).

Cerebral Palsy adalah gangguan postur dan kontrol gerakan yang bersifat non progressif yang disebabkan oleh kerusakan atau kelumpuhan sistem saraf pusat (Nelson & Ellenberg, 1982).
Cerebral Palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif oleh karena suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya. (Bax, dikutip oleh Soetjiningsih, 1998).
Cerebral Palsy adalah gangguan pada otak yang bersifat non progresif.gangguan ini dapat disebabkan oleh adanya lesi atau gangguan perkembangan pada otak ( Shepered,1995 ).
Cerebral Palsy adalah akibat dari lesi atau gangguan perkembangan otak bersifat non progresif dan terjadi akibat bayi lahir terlalu dini ( prematur). Defisit motorik dapat ditemukan pada pola abnormal dari postur dan gerakan ( Bobath, 1996).
Berdasarkan Penjelasan di atas Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia adalah gangguan postur dan kontrol gerakan yang bersifat non progresif yang disebabkan oleh karena lesi atau perkembangan abnormal pada otak yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya yang ditandai dengan meningkatnya reflek tendon, stertch reflek yang berlebihan, hiperkontraktilitas otot pada keempat ekstremitas dan klonus yang terjadi pada anggota gerak bawah.
KLASIFIKASI
Picture1
1. Berdasarkan area yang mengalami impairment (Scherzer & Tscharnuter, 1990).
  • Monoplegia : kelemahan pada satu ekstremitas.
  • Hemiplegia : kelemahan pada satu sisi tubuh, ekstremitas atas dan bawah tetapi ekstremitas atas lebih berat.
  • Triplegia : kelemahan pada kedua ekstremitas bawah dan satu sisi ekstremitas atas.
  • Diplegia : kelemahan pada keempat ekstremitas tetapi ekstremitas bawah lebih berat.
  • Kuadriplegia : kelemahan pada keempat ekstremitas.

2. Berdasarkan gejala klinis dan fisiologis gangguan gerak ( Sanger et al, 2003; Molnar GE, 1992; Nelson 1989).

  • Spastik
      Ditandai dengan adanya kekakuan pada sebagian atau seluruh otot. Letak kelainan Cerebral Palsy jenis ini ada di tractus pyramidalis (motor cortex). Anak cerebral palsy jenis spastik dibedakan menjadi empat tipe, yaitu spastik hemiplegia, spastik paraplegia, spastik diplegia, dan spastik quadriplegia.
  • Diskinesia
      Ditandai dengan tidak adanya kontrol dan koordinasi gerak. Yang termasuk dalam kelompok diskenisia adalah athetoid, rigid, hipotonia, dan tremor.
1) Athetoid
Letak kelainannya pada basal ganglion. Cerebral Palsy jenis ini tidak terdapat kekakuan pada tubuhnya, tetapi terdapat gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (involuntary movement) yang terjadi sewaktu-waktu. Gerakan ini tidak dapat dicegah, sehingga dapat mengganggu aktivitas. Gerakan otomatis tersebut terjadi pada tangan, kaki, mata, tangan, bibir, dan kepala.
2) Rigid
Cerebral palsy jenis rigid ini terjadi akibat adanya pendarahan di dalam otak. Gejalanya yaitu adanya kekakuan pada seluruh anggota gerak, tangan dan kaki sehingga sulit dibengkokkan. Leher dan punggung mengalami hiperektensi.
3) Hipotonia
Cerebral palsy jenis ini memiliki tonus otot dan tonus postural yang rendah.
4) Tremor
Letak kelainannya pada substantia nigra. Gejala yang tampak yaitu adanya getaran-getaran kecil (ritmis) yang terus menerus pada mata, tangan, atau pada kepala. Getaran yang terus menerus pada anggota tubuh tersebut dapat mengganggu fungsinya, seperti getaran pada mata menyebabkan anak tidak dapat melihat dengan jelas. Begitu juga getaran pada kepala dan tangan dapat mengganggu anak berkonsentrasi dan menulis atau pada aktvitas lain yang menggunakan kepala dan tangan.
  • Ataksia
    Letak kelainannya pada otak kecil (cerebellum). Penderita mengalami gangguan keseimbangan. Otot-ototnya tidak kaku, tapi terkadang penderita tidak dapat berdiri dan berjalan karena adanya gangguan keseimbangan tersebut. Andaikan berjalan, langkahnya seperti orang mabuk, kadang terlalu lebar atau terlalu pendek. Hal itu menyebabkan anak tidak dapat berjalan tegak dan jalannya gontai. Koordinasi mata dan tangan tidak berfungsi, sehingga anak mengalami kesulitan dalam menjangkau sesuatu ataupun akan akan mengalami kesulitan ketika makan.
  • Campuran
    Artinya pada anak cerebral palsy terdapat dua atau lebih kelainan. Misalnya spastik dan athetosis, atau spastik dan rigid, atau spastik dan ataksia. Kecacatan tersebut tergantung pada kerusakan yang terjadi di otak. Letak kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan extrapyramidal. Apabila kerusakan terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastik. Apabila terjadi di extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia.
ETIOLOGI
Penyebab CP secara umum dapat terjadi pada tahap prenatal, perinatal dan post natal.

1. Prenatal
  Potensi yang mungkin terjadi pada tahap prenatal adalah infeksi pada masa kehamilan. Infeksi merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, misalnya infeksi oleh toksoplasma, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik. Selain infeksi, anoksia dalam kandungan (anemia, kerusakan pada plasenta), trauma pada abdominal, radiasi sinar-X dan keracunan pada masa kehamilan juga berpotensi menimbulkan Cerebral Palsy.
2. Perinatal
    Pada masa bayi dilahirkan ada beberapa resiko yang dapat menimbulkan CP, antara lain:
a. Brain injury 
Brain injury atau cidera pada kepala bayi dapat mengakibatkan:
1) Anoksia/hipoksia
   Anoksia merupakan keadaan saat bayi tidak mendapatkan oksigen, yang dapat terjadi pada saat kelahiran bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelvik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan bedah caesar.
2) Perdarahan otak
Picture4
Picture3
Picture2
    Perdarahan dapat terjadi karena trauma pada saat kelahiran misalnya pada proses kelahiran dengan mengunakan bantuan instrumen tertentu. Perdarahan dapat terjadi di ruang sub arachnoid. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastik.

b. Ikterus
Ikterus pada masa neonatal dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang permanen akibat masuknya bilirubin ke ganglia basalis, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah.
c. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa Cerebral Palsy.
d. Prematuritas
Prematuritas dapat diartikan sebagai kelahiran kurang bulan, lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan usia kelahiran atau terjadi dua hal tesebut. Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.
3. Post natal
  Pada masa postnatal bayi beresiko mendapatkan paparan dari luar yang dapat mempengaruhi perkembangan otak, yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada otak. Kerusakan yang terjadi pada jaringan otak setelah proses kelahiran yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan Cerebral Palsy, misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensepalitis dan luka parut pada otak pasca bedah dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
PATOLOGI CEREBRAL PALSY
Pada Cerebral Palsy terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan korteks serebri terjadi kontraksi otot yang terus menerus dimana disebabkan oleh karena tidak terdapatnya inhibisi langsung pada lengkung refleks. Sedangkan kerusakan pada level midbrain dan batang otak akan mengakibatkan gangguan fungsi refleks untuk mempertahankan postur. Mid brain ekstra piramidal dan pusat lokomotor merupakan pusat control motor primitif. Pusat ini membuat seseorang menggunakan pola primitif reflek untuk melakukan ambulasi dimana pada saat tidak terdapatnya seleksi kontrol motorik. Bila terdapat cedera berat pada sistem ekstra piramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak atau hypotoni, termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan tetapi tidak terkoodinasi dengan baik dan gerakan motorik halus sering kali tidak dapat dilakukan.

Walaupun pada Cerebral Palsy gangguan yang terjadi mengenai sistem motorik tetapi pada kenyataannya tidak dapat dipisahkan antara fungsi motorik dan sensorik. Sehingga pengolahan sistem sensori pada Cerebral Palsy mempunyai 2 jenis kekurangan, yaitu :
1. Primer : Gangguan proses sensori yang terjadi berhubungan dengan gangguan gerak (pola yang abnormal)
2. Sekunder : Gangguan proses sensori yang diakibatkan oleh keterbatasan gerak.
Gangguan proses sensorik primer terjadi di serebelum yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada keterbatasan gerak akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada proses sensorik.
GEJALA KLINIS
Menurut Bax (dikutip dari Soetjiningsih, 1997) memberikan kriteria gejala klinis sebagai berikut :

1.      Masa neonatal dengan ciri depresi/asimetri dari refleks primitif (refleks moro, rooting, sucking, tonic neck, palmar, stepping).
2.      Masa umur lebih dari 1 tahun dengan keterlambatan perkembangan motorik kasar seperti berguling, duduk atau jalan.
3.      Terdapat paralisis yang dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia dan triplegia. Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran.
4.      Terdapat spastisitas , terdapat gerakan-gerakan involunter seperti atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat bersifat flaksid, rigiditas, atau campuran.
5.      Terdapat ataksia, gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan serebelum. Penderita biasanya memperlihatkan tonus yang menurun (hipotoni), dan menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat. Mulai berjalan sangat lambat, dan semua pergerakan serba canggung.
6.      Menetapnya refleks primitif dan tidak timbulnya refleks-refleks yang lebih tinggi (refleks landau atau parasut).
7.      Mungkin didapat juga gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia, strabismus, atau kelainan refraksi), gangguan bicara, gangguan sensibilitas.
Gejala klinis atau ciri khas lain yang dapat ditemukan pada kasus Cerebral Plasy Spastic Quadriplegia, yaitu :
1.      Pada kasus ini Assymetrical Tonic Neck Reflex dan Moro Reflex yang harusnya sudah hilang pada usia 6 bulan, masih ada.
2.      Pada pemeriksaan dengan posisi anak telentang, maka akan ditemukan gerakan menggunting pada tungkai karena posisi hip yang terlalu adduksi dan endorotasi.
3.      Pada pemeriksaan dengan posisi anak duduk, maka akan ditemukan bahwa anak duduk di sacrum dengan tungkai adduksi, endorotasi, plantar fleksi dan posisi tungkai asimetri serta menggunting.
4.      Pada kebanyakan kasus Cerebral Plasy Spastic Quadriplegia, anak berguling dan keduduk dengan flexi patron dan tanpa rotasi trunk.
PROGNOSIS
Prognosis pasien Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

1. Berat ringannya kerusakan yang dialami pasien.
    Menurut tingkatannya Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia secara umum diklasifikasikan dalam tiga tingkat yaitu
a. Mild
   Pasien dengan Mild Quadriplegia dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu seperti bilateral crutches atau walker, dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan anak-anak normal seusianya pasien.
b. Moderate
   Pasien dengan Moderate Quadriplegia mampu untuk berjalan saat melakukan aktifitas sehari-hari tetapi terkadang masih membutuhkan alat bantu seperti bilateral crutches atau walker. Namun demikian untuk perjalanan jauh atau ektifitas berjalan dalam waktu yang relatif lama dan jarak tempuh yang relatif jauh, pasien masih memerkulan bantuan kursi roda, seperti pada saat berjalan-jalan ke pusat belanja, taman hiburan atau kebun binatang.
c. Severe.
   Sedangkan pasien dengan Severe Quadriplegia sangat tergantung pada alat bantu atau bantuan dari orang lain untuk berjalan meskipun hanya untuk mencapai jarak yang dekat, misalnya untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam satu rumah. Pasien sangat tergantung pada kursi roda atau orang lain untuk melakukan aktifitas.
2. Pemberian terapi pada pasien Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia.
    Pemberian terapi dengan dosis yang tepat dan adekuat juga berpengaruh terhadap prognosis pasien. Semakin tepat dan adekuat terapi yang diberikan semakin baik prognosisnya.
3. Kondisi tubuh pasien.
  Dengan kondisi tubuh yang baik akan mempermudah pasien untuk mengembangkan kemampuannya pada saat latihan sehingga pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
4. Lingkungan tempat pasien tinggal dan bersosialisasi.
    Peran lingkungan terutama keluarga sangat mempengaruhi perkembangan pasien, dukungan mental yang diberikan keluarga kepada pasien sangat dibutuhkan pasien tidak hanya pada saat menjalani terapi sehingga pasien bersemangat setiap kali menjalani sesi latihan tetapi juga untuk menumbuhkan rasa percaya diri pasien untuk bersosialisasi dengan dunia luar.

Paralisis Erb-Duchene

24 Mar
1. Pengertian
Kerusakan cabang-cabang C5 – C6 dari pleksus biokialis menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk fleksi, abduksi, dan memutar lengan keluar serta hilangnya refleks biseps dan moro. Lengan berada dalam posisi abduksi, putaran ke dalam, lengan bawah dalam pranasi, dan telapak tangan ke dorsal.
erb
Gambar.
Sikap lengan kiri yang paralitik (erb)
2. Etiologi
Pada trauma lahir Erb, perlu diperhatikan kemungkinan terbukannya pula serabut saraf frenikus yang menginervasi otot diafragma. Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau perdarahan ringan pada pangkal saraf, fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau 1 – 2 minggu untuk memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti program mobilisasi atau latihan. Secara klinis di samping gejala kelumpuhan Erb akan terlihat pula adanya sindrom gangguan nafas.
Kelumpuhanmenyangkut :
M.supraspinatus,  M.infraspinatus,  M.subscapularis, M.teres mayor, M.biseps brachialis,  M.brachialis  dan  M.brachioradialis
3. Patofisiologi
-Ketika persalinan,
-Saat kepala sudah muncul,
-Untuk melahirkan bahu kepala perlu dilakukan lateral flexy.
-Bagi bayi yang tidak terlalu gemuk, ketika  lateral flexy, bahu dapat dilahirkan. pada bayi yang terlalu besar (mis. diabetes), maka saat menarik diperlukan menambah lateral flexi dan tambahan tenaga, hal ini akan berdampak pada  plexus brachialis, yaitu mengalami stretching.
* Inilah yang menyebabkan terjadinya Erb’s palsy.

erb 426212W

Jenis trauma pada pleksus brachialis yang  mengkibatkan Erb’  palsy:

– Avulsi,
  penyebab terbanyak lesi pleksus. Kondisi    ini saraf sobek sampai ke medula spinalis.
– Ruptur,
  seperti avulsi tetapi tidak mengenai medula spinalis.
– Neuroma,
  lesi ini membentuk jaringan parut dan akhirnya  akan menekan pleksus brakialis.
– Neurapraxia/stretch,
  terjadi lesi tanpa sobekan. sembuh sendiri dalam 3 bulan dengan fungsi yang  hampir normal.
4. Penatalaksanan

Penanganan terhadap trauma pleksus brakialis ditujukan untuk mempercepat penyembuhan serabut saraf yang rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti kontraksi otot. Upaya ini dilakukan antara lain dengan jalan imobilisasi pada posisi tertentu selama 1 – 2 minggu yang kemudian diikuti program latihan. Pada trauma ini imobilisasi dilakukan dengan cara fiksasi lengan yang sakit dalam posisi yang berlawanan dengan posisi karakteristik kelumpuhan Erb. Lengan yang sakit difiksasi dalam posisi abduksi 900 disertai eksorotasi pada sendi bahu, fleksi 900.
5. Pengobatan
– Obat
☻Vitamin B1,B6,B12,E
☻Antiedema
☻Vasodilator
☻Corticosteroid
☻Danzen (Takeda)
☻Papase (Warner-Lambert)
☻Neurobion (E.Merck)
☻Fundamine-E (Biomedis)
☻Enico (Eisai)
Sebaiknya konsulkan dulu kepada dokter ahli.
– Fisioterapi :
  • Latihan ROM

1shoulderflexion

2shoulderabduction3shoulderrotation4supination5elbowflexion6wristadduction7fingerflexion8fingeradduction

  • Alat – alat
    -Terapi panas (IRR)

3.  Operasi

5. Saran dan Larangan
  • Saran
* Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam terapi
* Konsultasi pada dokter khususnya bagi orang-orang beresiko tinggi

  • Larangan
* Pembidaian tidak dianjurkan
Sumber :

Bolehkah Bayi Mandi Air Dingin?

16 Mar

KOMPAS.com – Para orang tua biasanya agak takut untuk memandikan bayi mereka dengan air dingin. Padahal menurut dr Atilla Dewanti, SpA, dari Brawijaya Women and Children Hospital, pada usia tertentu anak-anak sudah harus diajarkan untuk mandi dengan air dingin. Mandi air dingin bisa membantu anak memiliki daya tahan lingkungan yang lebih kuat, dan juga menyegarkan tubuhnya.

Sebenarnya tidak ada aturan khusus kapan harus memperkenalkan anak pada air dingin. Hanya saja, Anda harus memperhatikan kondisi fisik si kecil sebelum memandikannya dengan air dingin.

2

Idealnya, bayi diperkenalkan dengan air dingin mulai usia enam bulan. Di usia ini, fisiknya sudah dinilai sempurna, dan daya tahan tubuhnya sudah kuat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hanya saja, pastikan si kecil benar-benar dalam kondisi yang sehat. Proses memandikan dengan air dingin pun sebaiknya dilakukan maksimal 15-20 menit saja.

“Bayi berusia dua bulan juga sudah bisa mandi air dingin, hanya saja mulai dengan perlahan-lahan, jangan langsung semuanya air dingin,” jelas dr Atilla.

Namun ia menambahkan, bayi yang dinilai siap mandi air dingin di usia dua bulan juga memiliki beberapa kondisi, antara lain ketika lahir harus dalam kondisi normal dan sehat. Bayi paling tidak memiliki umur kelahiran sembilan bulan dengan berat minimal 2,5 kg.

Lain soalnya jika si kecil lahir dalam kondisi prematur. Jika lahir prematur sebaiknya jangan memandikan bayi dengan air dingin di usia dua bulan. “Kulit bayi prematur lebih tipis dan butuh waktu yang lebih lama untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya,” tukasnya. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan bayi mengalami hipotermia (kedinginan) dan berakibat menghambat tumbuh kembangnya.

Cara membiasakan anak untuk mandi air dingin dengan mengurangi kehangatan air mandi dari hangat, agak hangat, agak dingin sd dingin. Agar anak tidak kaget mulai dari siram-siram kaki dan tangan terlebih dahulu baru menyiram badannya.

Mandikanlah sehari dua kali, gunakan sabun bayi dan cuci rambut dengan sampo bayi. Perlakukan bayi sebagaimana layaknya Anda sebagai orang sehat mandi dan mencuci rambut. Mandi dengan air hangat tujuannya terutama agar bayi tak kedinginan atau hipotermi dalam bahasa kedokterannya. Namun, sebagai bayi normal yang sehat, bayi Anda dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut. Jadi, tak usah takut memandikan si kecil dengan air dingin selama kondisinya normal dan sehat serta dalam cuaca yang tak dingin.

Lalu, bagaimana dengan kepala bayi, bolehkah dibasahi saat mandi? Jika kepala bayi tak pernah dibasahi, kotoran di kepala jadi menumpuk dan bercampur dengan endapan lemak sehabis dilahirkan. Akibatnya, timbullah kerak kepala yang sering disebut sarapen atau dalam istilah medisnya, dermatitis seboroik.

Jadi, gak perlu takut lagi nih untuk Spa menggunakan air dingin^^

 

 

Sumber: http://female.kompas.com

Conginetal Talipes Equinus Varus (CTEV)

15 Mar

Definisi:

CTEV adalah suatu kondisi di mana kaki pada posisi :

  1. Plantar flexi talocranialis karena m. Tibialis anterior lemah.
  2. Inversi ankle karena m. Peroneus longus, brevis dan tertius lemah.
  3. Adduksi subtalar dan midtarsal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa CTEV adalah suatu penyakit bawaan (congenital) yang mengenai bagian ankle kaki yang membuat tumit lebih tinggi dan terjadi deviasi ke medial.

Jadi telapak kaki menghadap ke dalam dan lutut varus.

Klasifikasi :
1. EASY CASE / FLEKSIBEL :

  • Dimana tes belum terjadi kekakuan pada sendi
  • Akan banyak berhasil denga terapi konservatif (manipulasi, strapping, plastering)

2. RESISTANT CASE/RIGID :

  • Pada dorsofleksi tes poluz tidak dapat ditekuk pada crista tibia
  • Sulit dikoreksi secar konservatif
  • Masih terdapat deformitas walaupun koreksi telah dilakukan berbulan bulan.
ETIOLOGI :

  1. Semasa kehamilan, ibu mengalami kekurangan kalsium.
  2. Usia kandungan 7-8 bulan terjadi trauma.
  3. Infeksi virus polio.

CTEV ada dua macam, yaitu :

  1. Struktural, disebabkan oleh tulang yang berubah.
  2. Postural, disebabkan oleh jaringan lunak yaitu otot mengalami layuh satu sisi. Penyebab layuh adalah APM ( Anterior Polio Myelitis )
Gambaran CTEV :

  • m.Tibialis anterior——————————- over stretch
  • m.Peroneus longus, brevis dan tertius———– over stretch
  • m.Gastroc————————————— contractur
  • m.Soleus—————————————- contractur
  • m.Tibialis posterior—————————— contrctur
  • otot-otot Plantar flexor lainnya—————— contractur
 TERAPI :

  1. Jika penyebabnya berupa kontraktur, maka diberikan stretching, jika tidak bisa baru menggunakan orthopet.
  2. Jika terjadi karena struktural atau sudah di kondisi struktural, maka penanganannya dengan orthopet.

a3

DSCI0123

Sepatu Orthopedi
 Terapi yang sangat dini akan dapat mencegah atau mengurangi gejala-gejala timbul. Untuk menentukan jenis terapi atau latihan yang diberikan dan untuk menentukan keberhasilannya maka perlu diperhatikan penggolongan CTEV berdasarkan klasifikasinya. Tujuan terapi pasien CTEV adalah membantu pasien dan keluarganya memperbaiki fungsi gerak dan mencegah terjadinya kecacatan sedini mungkin sehingga diharapkan penderita bisa mandiri. Untuk pasien yang telah dewasa, CTEV bisa dikoreksi dengan operasi osteotomi, yaitu dengan mengangkat tulang Talus. Namun tindakan operasi ini, pasien cenderung akan mengalami drop foot oleh karena m. Tibialis anterior yang terlalu lama terulur dan tidak pernah digunakan.

Read more:

Petunjuk Cara Belajar Jalan Pada Anak

6 Mar

td-learning-to-walk

Pada umumnya bayi menunjukkan kemampuan berjlan saat sekitar ulang tahun pertama, Tetapi sebenarnya kemampuan ini bervariasi antara  rentang usia 9-18 bulan. Jangan khawatir bila bayi Anda mengambil jalan memutar beberapa di sepanjang jalan. Beberapa kelompok anak tidak melalui fase duduk dan  merangkak, tetapi langsung berjalan. Fenomena ini sebenarnya normal. teta[pi keadaan ini sering terjadi pada anak dengan gangguan keseimbangan atau motorik kasar yang ringan. Yang penting pada tahap ini adalah bahwa anak Anda menggunakan lengan dan kaki bersama-sama untuk bergerak.

Seorang bayi membutuhkan sekitar 1.000 jam praktek dari saat mereka berdiri tegak hingga dapat berjalan sendiri. Untuk membantu mempersiapkan berjalan pada anak. Dalam melakukan pembelajaran jalan pada anak sebaiknya orang tua harus bersikap sabar dan telaten. Jangan terlalu menuntut anak harus cepat bisa jalan, karena harus disadari kemampuan berjalan pada anak tidak sama. Orang tua boleh kawatir bila anak hingga usia 18 bulan belum bisa berjalan.

Jika anak Anda melakukan salah satu dari berikut :

  • Berguling-guling di lantai
  • berjalan  seperti Kepiting
  • bergeser  atau merayap
  • Panjat tangga dengan tangannya

Lihatlah kemajuan anak Anda dengan cermat. Apakah bulan ini mengalami kemampuan yang lebih baik  dibanding bulan lalu? Apakah dapat mengangkat sedikit lebih dari tubuhnya dari tanah? Jika demikian, Anda punya tidak perlu khawatir. Jika pada akhir tahun pertama, ia tidak melakukan upaya untuk berkeliling entah bagaimana, berbicara dengan dokter Anda.

Persiapan Berjalan Berjalan

  • Dari lahir:
    Persyaratan paling penting untuk berjalan: otot punggung yang kuat, perkembangan  mengangkat bayi kepala mereka sambil berbaring pada perut mereka. Jadi membuat Anda yakin mendapatkan banyak waktu perut saat terjaga. Tempat mainan yang menarik dan benda-benda di luar jangkauan untuk motivasi.
  • Setelah dia bisa duduk:
    Bantuan berlatih keseimbangan dan mobilitas dengan menggelindingkan bola. Atau sering memberi  mainan di depannya dan bergerak dari sisi ke sisi, cara ini mendorong dia untuk bersandar. Ketika dia menerjang maju atau merangkak, dia akan mengembangkan kekuatan yang lebih di leher, punggung, kaki, dan lengan, serta pengendalian lebih pinggulnya – memungkinkan untuk mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri yang aman.
  • Setelah ia dapat berdiri:
    Biarkan dia berjalan di depan Anda sambil memegang tangannya  dan  berkala melepaskan satu tangan sehingga ia dapat melakukan belajar jalnnya dengan keseimbangan. Atau berdiri beberapa meter darinya dan akan merasa sangat bahagia ketika dia berdiri sendiri. Kejadian ini harius mendapatkan  dorongan dan pujian.
  • Setelah ia dapat  bejalan  Setelah dia telah menguasai berdiri, ia mungkin mulai meninggalkan cetakan tangan ke seluruh rumah saat belajar jalan dengan kaki dan tangan yangbelepotan. Bantu dia dengan furnitur  yang kokoh supaya dia bisa membuat jalan melintasi ruangan. Dia mungkin belum bisa duduk dari posisi berdiri, yang dia ingin lakukan sebelum belajar berjalan sendiri. Bantu meringankan pantatnya ke bawah dengan tangan Anda, kemudian ia akan dapat duduk tanpa menyakiti pantatnya.

Pencegahan Keamanan 

  • Ketika bayi baru berjalan sangat mungkin mengalami banyak hal  lebih cepat dari yang Anda bayangkan
  • Hapus rendah meja dengan sudut tajam yang sulit untuk menutupi cukup baik untuk mencegah cedera. (Lecet di atas atau di alis sangat umum di antara anak-anak belajar berjalan bahwa dalam kamar rumah sakit darurat mereka disebut luka-meja kopi!)
  • Singkirkan perabot yang mudah mudah.
  • Jauhkan berbagai barang diantaranya  tali, karpet atau barang lain yang membuat anak ;lebih mudah tersandung.
  • Perhatikan keamanan tangga dan daerah lantai yang berseiko terjadi kecelakaan saat bayi anda belajar berjalan
  • Kunci semua peralatan  rumah tangga yang berpotensi membahayakan.

Apakah saya harus membeli baby walker ?

  • Sebaiknya tidak digunakan,  Kanada telah melarang penjualan pejalan kaki, dan American Academy of Pediatrics mendukung larangan serupa di Amerika Serikat. Setiap tahun, ribuan anak-anak berakhir di rumah sakit karena cedera dari menggunakan alat bantu jalan, seperti menjatuhkan menuruni tangga atau mencapai kompor panas.  Bila telah membeli dalam pemakaiannya sebaiknya harus diawasi dengan ketat. Pemakaian baby walker tidak berhubungan dengan kaki bengkok, kaki berbentuk O atau jalan jinjit.
  • Kursi elip bukan cara belajar yang baik.Meskipun mereka memegang anak-anak dalam posisi tegak, mereka tidak membantu mereka belajar berjalan lebih cepat. Bahkan, perangkat ini bahkan mungkin menunda berjalan jika mereka digunakan terlalu sering. tubuh seorang anak tidak sejajar dengan benar ketika ia duduk di salah satu dari mereka. bayi Anda jauh lebih baik di lantai atau di sebuah boks.

Sepatu bayi pertama

  • Saat  dalam ruangan, sebaiknya biarkan anak Anda berjalan-jalan tanpa alas kaki. Kakinya bisa ambil permukaan licin, seperti lantai kayu dan ubin, lebih baik.
  • Bila di luar ruangan sebaiknya memakai  sepasang sepatu.

Tips membeli Sepatu untuk jalan awal pada bayi

  • Jangan berbelanja sepatu  di pagi hari, sejak kaki tumbuh sekitar 5 persen pada akhir hari.
  • Anak Anda harus berdiri ketika Anda memeriksa cocok. Anda harus dapat menekan lebar penuh dengan ibu jari Anda di antara ujung sepatu dan ujung jari kakinya, dan harus ada cukup ruang di tumit untuk menekan kelingking Anda masuk
  •  Biarkan berjalan tertatih-tatih ke sekeliling di toko sepatu selama lima menit, kemudian mengambil mereka dan melihat kakinya.
  • Perhatikan perkembangan dan pertubuhan kaki setiap  bulan karena akan  berkembang pesat pada tahap ini. Keadaan ini mungkin mengharuskan selalu berganti sepatu  dua sampai tiga bulan.

Artikel ini di ambil dari http://fisioterapigpm.blogspot.com/search/label/Petunjuk%20Cara%20Belajar%20Jalan%20Pada%20Anak